Bosan berlibur di daratan? Jika iya, Anda patut menjajal sensasi petualangan bahari di sekitar Ibu Kota. Anda dapat melewatkan liburan akhir pekan ke Pulau Pramuka dan Pulau Sepa, Kabupaten
Kepulauan Seribu. Kedua pulau itu menawarkan petualangan yang berbeda.
Di Pulau Pramuka, Anda dapat melihat kehidupan masyarakat kepulauan. Pulau itu menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Kepulauan Seribu. Di Pulau Sepa, Anda dapat menikmati keindahan pantai pasir putih lengkap dengan taman bawah laut.
Untuk bertualang di kedua pulau itu, hanya perlu sehari. Pulau Pramuka berada di 37 mil dari Jakarta, sedangkan Pulau Sepa 54 mil dari Jakarta.
Kompas menikmati perjalanan mengesankan itu dari Dermaga 06, Marina, Jakarta Utara, Sabtu (24/4) pukul 07.30. Lepas dari Dermaga Marina, gulungan ombak kecil mengayun-ayun kapal cepat yang membawa rombongan media, pelancong, dan PT Tender Indonesia sebagai penyelenggara acara.
Melancong ke Pulau Pramuka dan Pulau Sepa berarti perpacu dengan waktu. Jika terlalu siang berangkat dari Jakarta, lebih baik Anda bermalam di salah satu pulau itu. Jika berangkat pagi, Anda dapat kembali ke Jakarta menjelang petang atau malam. Bahkan, banyak orang menyarankan menghindari perjalanan ke Kepulauan Seribu pada bulan-bulan berakhiran ber, ber, ber (September-Desember). Ombak laut terlalu besar, hanya orang pulau yang mampu menaklukkan.
Dari Dermaga Marina, hanya perlu satu jam menuju Pulau Pramuka. Begitu sampai, beristirahat sejenak. Kemudian berkunjung ke tempat penangkaran penyu sisik (Eretmochelys imbricata), bakau (Rhizophora sirosa), dan pohon butun atau pohon perdamaian (Barringtonia asiatica).
Anda juga dapat melepaskan tukik ke lautan. ”Penyu ini hanya boleh dilepas, tidak boleh dibawa pulang,” kata Salim (62), Ketua Forum Masyarakat Peduli Lingkungan.
Menjelang siang, Anda dapat mengisi perut dahulu dengan menu khas laut di Rumah Makan Nusa Keramba. Rumah makan itu seperti mengambang, berdiri di atas pulau kecil yang bernama Pulau Gosong, lima menit dari Pulau Pramuka.
Agar petualangan lebih berkesan, singgahlah di Pulau Sepa. Pulau tanpa penghuni itu khusus menjadi obyek wisata. Salah satu pelaku usaha pariwisata asal Jakarta mengelola pulau ini sejak tahun 1980. Di sekitar pulau ini, tersaji keindahan bawah laut aneka taman karang.
Bagi Anda yang tak pernah menyelam di permukaan air laut (snorkeling), PT Tender Indonesia, salah satu pengelola paket wisata ke lokasi ini, menyediakan pemandu terlatih. Si pemandu hafal lokasi taman bawah laut di Pulau Sepa.
Namun, hati-hati jangan bergesekan dengan batu karang yang tajam dan hewan laut bulu babi atau landak laut (Echinoidea). Keduanya bakal melukai kulit Anda.
Akses ke lokasi
Untuk mencapai kedua pulau tersebut, bisa melalui sejumlah tempat di antaranya dari Tanjung Kait dan Pasir Tanjung (Tangerang) serta Muara Angke dan Marina (Jakarta Utara). Anda bisa memilih lokasi pemberangkatan sesuai kenyamanan, keamanan, dan kemampuan dana.
Bagi Anda yang memiliki dana cukup, Anda dapat mengikuti paket wisata melalui PT Tender Indonesia bernama ”Backyard Adventure”. PT Tender Indonesia menyediakan kapal cepat Predator dengan kekuatan mesin 600 PK (tenaga kuda).
Peserta paket membayar Rp 800.000 per orang lengkap dengan sarana makan berat dan makan ringan. Peserta juga tidak perlu repot menyewa peralatan snorkeling, semuanya tinggal memakai.
”Kedua pulau itu paling siap sebagai tempat wisata di wilayah Kepulauan Seribu,” kata Tito Loho, Managing Director PT Tender Indonesia.
Bagi Anda yang memiliki dana berlibur cekak, Anda dapat memanfaatkan kapal kayu yang berangkat dari Muara Angke, Jakarta Utara. Dari dermaga itu, Anda hanya perlu mengeluarkan Rp 35.000 per orang sekali angkut ke Pulau Pramuka.
Sementara dari Pulau Pramuka, Anda dapat menyewa seharian penuh kapal nelayan Rp 500.000 dengan kapasitas 20 orang menuju Pulau Sepa.
Pulau Pramuka dan Sepa hanyalah sebagian dari 54 pulau yang diarahkan menjadi resor wisata oleh Pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu.
Arif Junus (38), konsultan keuangan di Jakarta, sering melewatkan akhir pekan di Kepulauan Seribu. ”Sayang, pengembangan wisata belum maksimal. Padahal ada potensi yang sangat besar. Alamnya indah,” kata Junus.
Oleh Andy Riza Hidayat
Kompas 01 Mei 2010