Di bagian kepala burung Pulau Papua, tersimpan satu lagi kebanggaan Indonesia yang diakui dunia.
Dengan antusias, Michael Sjukrie memperlihatkan foto-foto tim Odydive, sebuah diving center yang berbasis di Jakarta, saat menyelam di Kepulauan Raja Ampat kepada Reader’s Digest Indonesia. “Ini adalah salah satu tempat penyelaman favorit di dunia,” katanya. Meski lokasinya jauh dari Jakarta, ia telah beberapa kali mengunjungi tempat itu untuk menjemput kepuasan tak tertandingi. “Susah deh kalau mengomentari kepuasannya. Harus coba sendiri,” ujarnya.
Ada banyak mitos yang beredar tentang asal mula nama Raja Ampat. Salah satunya menyebutkan bahwa dulu ada seorang wanita yang menemukan tujuh butir telur. Empat butir menetas menjadi empat pangeran yang berpisah, dan masing-masing berkuasa menjadi raja di Waigeo, Salawati, Misool Timur dan Misool Barat. Tiga telur lainnya menjadi hantu, seorang wanita dan sebuah batu.
Kini keindahan kepulauan di wilayah Kabupaten Raja Ampat telah terkenal di seluruh dunia. Pulau-pulau tersebut memiliki pantai yang indah dengan hamparan pasir putih yang luas dan taman laut yang memesona. Saat menyelam di perairan kepulauan ini, terdapat berbagai jenis ikan dan tumbuhan laut yang indah. Beberapa ekor ikan manta seolah menari-nari mengelilingi penyelam diikuti ikan-ikan lain.
Di tempat ini memang terdapat satu daerah yang berisi banyak manta. Ikan yang lebarnya sekitar enam meter ini memakan plankton-plankton, dan berputar-putar untuk mencari makan. Meski ukurannya besar, manta cukup jinak. Selain di Raja Ampat, manta juga dapat ditemui di wilayah perairan Bali. Raja Ampat menawarkan berbagai jenis karang dan pipefish mungil yang mengagumkan. Ikan-ikan kecil dan kuda laut tinggal di tumbuhan yang bentuknya seperti kipas, disebut sea fan. “Bentuknya mirip seperti kipas, tetapi ukurannya lebih besar dari manusia,” kata Michael. Saat arus air mengalir deras, tumbuhan tersebut akan bergerak dan mengeluarkan pesonanya. Anda pun dapat mengikuti arus air, sekaligus menerobos kumpulan ikan-ikan indah. Wah, mengagumkan sekali, kan?
Hiu yang tubuhnya mirip karpet (biasa disebut hiu karpet) sering muncul di kawasan ini. Kepulauan Raja Ampat juga menyimpan pesawat P-47 Thunderbolt yang karam peninggalan Perang Dunia II. “Tepatnya di Pulau Way,” kata Michael. Para penyelam biasanya tidak melewatkan kesempatan mengunjungi bangkai pesawat di bawah laut.
Untuk melindungi daerah kepulauan ini pemerintah telah menetapkan sebagian wilayah Raja Ampat sebagai suaka margasatwa laut. Namun Michael melihat para pejabat pemerintah daerah belum serius memanfaatkan wisata bahari di wilayah Nusantara. “Di Bali, kita mudah menemukan sarana transportasi ke lokasi penyelaman. Tapi untuk sampai ke Raja Ampat, kuantitas dan kualitas infrastrukturnya masih kurang,” ujarnya.
Bila menggunakan pesawat udara, kita lebih dulu harus menuju Sorong. Dan sana, perjalanan ke Waisai, ibukota kabupaten Raja Ampat, dilanjutkan dengan transportasi laut. Namun pesawat dari Jakarta menuju Sorong masih jarang, dan biaya sewa kapal cepat ke Waisai pun umumnya tidak murah. “Kalau wisata bahari terus dihidupkan, daerahnya lebih kaya daripada wilayah yang mengandalkan minyak,” katanya.
Dalyanta Sembiring
Foto : Michael Sjukrie
Majalah Reader’s Diggest Indonesia