PESONA KEINDAHAN DANAU TOBA


-->
Danau Toba merupakan danau terbesar di Asia Tenggara yang kondisinya saat ini tidak begitu baik, penuh keramba dan hutan yang gundul. Akan tetapi Danau Toba sebagai ikon wisata alam Sumatera Utara tetap memberikan daya tariknya bagi para wisatan yang berkunjung ke Tanah Batak ini.
Jalur yang dapat ditempuh untuk mencapai danau Toba, yaitu dari Medan menuju Sidikalang, Kabupaten Dairi. Sidikalang merupakan daerah yang terkenal dengan buah berkulit duri atau durian Sidikalang, tetapi bila kita ingin membawanya sebagai oleh-oleh, dapat di beli di Medan dengan kemasan kotak plastik, berlapis-lapis, siap masuk ke pesawat. Dari Sidikalang perjalanan dilanjutkan menuju Tele, salah satu sudut terbaik untuk melihat Danau Toba.
Jalan antara Sidikalang dan Tele melewati perkebunan kopi dan jeruk, berselang-seling dengan padang tempat kuda merumput di samping anak-anak yang bersuka ria, bercanda sambil mandi-mandi di air yang jernih.
Tele adalah salah satu sudut terbaik bagi umum untuk melihat Danau Toba. Sebuah menara pandang berdiri di sudutnya. Di sisi-sisi kiri tampak Gunung Pusuk Buhit, gunung mitologi Batak, yang diselimuti kabut dan awan. Di sisi kanan beberapa air terjun dan tebing Danau Toba mengalir. Di depan menara, Danau Toba terbentang. Beberapa orang yang datang ke Tele sering bergumam, Tele mengingatkan mereka pada pegunugan dalam film Lords of the Ring...
Danau di Atas Danau
Di Sidikalang, kami mendapat informasi keberadaan danau di atas Danau Toba, danau di Pulau Samosir. Danau Sidihoni namanya.
Perjalanan dari Tele ke Pulau Samosir yang menuruni bukit , yang saat itu tengah diperlebar. Tebing batu di sisi kiri rawan longsor, sementara jurang puluhan meter menganga di sebelah kanan. Dan kami tiba di Pangururan, kota terbesar di Pulau Samosir.
Setelah bermalam di salah satu penginapan, pada pukul 6.00 pagi kami lanjutkan ke Sidihoni. Di huta-huta alias desa-desa di sepanjang jalan, wajah-wajah anak kecil muncul dari rumah adat, sementara ibu mereka menyapu di halaman rumah. Ladang dan makam tempat tulang-belulang para leluhur Batak yang dikubur kembali saat upacara Mangongkal Holi berjejer di tepi jalan.
Perjalanan dari Pangururan ke Danau Sidihoni melewati jalan menanjak yang bukan saja rusak parah, tetapi hancur lebur. Jalan tujuh kilometer perlu ditempuh dalam waktu dua jam. Untungnya, pemandangan Danau Toba dari atas sangat indah. Danau Toba bahkan terlihat dalam sudut 180 derajat melebar. Hutan pinus serta bunga-bunga liar ada di sepanjang jalan.
Di tengah padang rumput dan ladang, muncullah Danau Sidihoni, danau di atas Danau Toba itu. Di tepian danau yang berujud bukit tampak sebuah gereja tua mungil.
Danau Sidihoni terletak di tengah padang rumput di Desa Ronggur Nihuta, desa tertinggi di Samosir yang terletak di ketinggian sekitar 1.500 meter. Menurut Maruhum Simalango (73), tetua masyarakat, kawasan itu tadinya hutan belukar. Rawa yang ada di tengah hutan belukar itu kemudian berubah menjadi danau. Itu terjadi ratusan tahun lalu.
Maruhum berkisah, ada cerita di balik ketenangan air danau yang luas maksimalnya bisa mencapai 5 hektar dengan kedalaman 90 meter ini. Sesekali danau ini terlihat bening sehingga mengundang para turis berenang.
Ada saat-saat istimewa ketika perubahan warna danau mengikuti kondisi republik ini. “Pernah dua kali danau ini berwarna merah, waktu 30 September 1965 dan waktu Soeharto turun,” kata Marihun.

Danau Toba... oh Danau Toba... danau indah dan permai....

Popular Posts

counter