Ternyata, dekat berakrab-akrab dan memberi makan rusa bukan hanya bisa dilakukan di tepi pagar Istana Bogor atau Resort Pulau Handeuleum, Ujung Kulon, tapi juga di Wahana Wisata Penangkaran Rusa Cariu. Tak banyak yang tahu. “Saya juga baru tahu setelah nonton acara teve, padahal tinggal dekat sini, di Jonggol. Ini kali kedua,” kata Adi, mahasiswa Universitas Islam Negeri Bandung yang mengajak enam keponakan dan dua kakaknya dengan mobil bak terbuka.
Luas kawasan ini 7 ha, yang terbagi atas 5 ha untuk penangkaran dan 2 ha untuk arena
rumput. Dari pintu gerbang kita sudah ditantang untuk meniti jembatan yang membentang 45 m di atas (sungai) Cibeet yang penuh bebatuan besar. Jembatan gantung dengan penyangga dari pagar dan besi ini saat dibangun pada 1995 lantainya dibuat dari rangkaian bambu, tapi sejak 2003 diganti kayu. Meskipun kokoh, anak-anak rasanya mesti dibimbing untuk mengatasi rasa gamang. Keamanannya? Diperiksa tiap hari,” jamin Pak Ajum, penjaga loket masuk seharga Rp 2.500,- per orang.
Setelah sampai di seberang, kita disambut keteduhan kebun karet melewati persawahan. Setelah berjalan sekitar 200 m, sampailah kita di gerbang berpagar kawat tinggi yang dikelilingi pohon pinus, jati, waru, pete, dan cangkuang, sejenis pandan yang daunnya untuk tikar. Tampak para rusa sedang bersantai di arena berumput di balik pagar
“Di sini sekarang ada 65 ekor rusa dari tiga jenis.” ujar Suwarto (53), polisi hutan di Cariu sejak 1999, sambil memperlihatkan catatannya. Ada 42 ekor rusa jawa warna cokelat muda (Axis tomorensis), tujuh ekor rusa totol (Axis axis), dan 13 ekor rusa Bawean, Madura (Axis kuhli).
Selanjutnya, kita memasuki penangkaran lewat 25 m jembatan kayu beratap dengan tangga sampai di arena rumput. Para rusa tampaknya sudah akrab dengan manusia. Mereka lansung menghampiri, apalagi kalau kita membawa makanan, meski makanan utama mereka rumput. Saat musim kemarau, makanannya ditambah daun mangga dan kaliandra, serta dedak dan air. Mereka juga suka ubi jalar dan kacang. Pengunjung bisa membawa sendiri atau membeli pada Suwarto kalau persediaan masih ada.
Wahana Wisata Penangkaran Rusa Cariu mudah dicapai. Dengan mobil pribadi, 20 km ke arah jonggol setelah keluar Pintu Tol Cibubur. Perhatikanlah papan petunjuk di kiri jalan yang sayangnya dijahili grafti. Bila berkendaraan umum, dari Terminal Baranangsiang Bogor kita naik bus ¾ rute Bogor - Jonggol dengan tarif Rp 9.000,- turun d Pasar Baru. Dari sana kita naik bus jurusan Pasir Tanjung dengan tarif Rp 7.000,- dan turun di Serna. Selanjutnya naik ojek dengan ongkos Rp 5.000,-. Dari Jakarta kita bisa naik bus dari terminal-terminal yang menyediakan bus jurusan Cileungsi (Blok M, Pulogadung, Tanjung priuk, Kampung Rambutan). Ktia turun di perempatan Cileungsi dan melanjutkan perjalanan dengan colt mini atau bus jurusan Cianjur. Kita bisa turun langsung di depan Wahana Wisata Penangkaran Rusa Cariu di Gunung Batu atau Penunggakan.
Rusa bisa disapa tiap hari pukul 08.00 - 17.00. Bisa pula berkemah dengan biaya Rp 8.000,- per malam, termasuk tiket masuk. Semua peralatan bawa sendiri, dan boleh membuat api unggun. Puas menyapa rusa, bila belum penat, bisa jalan ke air terjun mini sekitar 500 m dari Penangkaran, melewati kebun kopi, rambutan, dan lada dengan jalan yang agak mendaki.
Alamat Wahana Wisata Penangkaran Rusa Cariu
Desa Buana Jaya
Kecamatan Tanjung Sari / Cariu
Kabupaten Bogor
Sumber : Majalah Intisari
Foto : Majalah Intisari
Christ