Taman Takabonerate menyimpan rahasia kemolekan wisata laut. Diklaim sebagai karang atol terbesar ketiga di dunia. Kurang promosi?
Kawasan sangat unik dan langka. Di situ ada atol, yang terdiri dan gugusan pulau-pulau gosong karang dan rataan terumbu yang luas. Di antara pulau-pulau gosong karang, terdapat selat-selat sempit yang dalam. Sedangkan pada bagian permukaan rataan terumbu, banyak terdapat kolam kecil yang dalam dan dikelilingi oleh terumbu karang. Pada saat air surut terendah, terlihat dengan jelas daratan kering dan diselingi genangan air yang membentuk kolam-kolam kecil.
Itulah pemandangan yang bisa dinikmati bila Anda nengunjungi Taman Nasional Takabonerate. Takabonerate diambil dan tiga kata bahasa Selayar yang disatukan. Taka berarti gundukan karang, bone: pasir, dan rate yang artinya di atas. Kalau dipadukan, berarti “gundukan karang di atas pasir”. Disebut begitu, lantaran di situ ditemukan karang atol. Karang yang menyerupai cincin ini terbentuk secara alamiah oleh proses geologis yang terjadi ratusan tahun silam. Karang di Takabonerate diklaim sebagai karang atol terhesar ketiga di dunia, setelah Kwajifein di Kepulauan Marshall dan Suvadiva di Kepulauan Moldiva.
Luas karang Takabonerate sekitar 220.000 hektare. Gugusan karang itu menyimpan kekayaan biota laut seperti ikan dan terumbu karang yang sungguh elok Keindahan kian menakjubkan kalau pengunjung ikut menyelam dan snorkeling seharian di ke dalaman laut. “Ada sejumlah biota laut berupa bunga karang dan ikan yang tidak dijumpai di tempat lain seperti di Bunaken (Sulawesi Utara),” kata Riki Lasu, pengurus persatuan olahraga selam di Manado.
Terumbu karangnya indah bak akuarium yang diramaikan ribuan ikan dan tumbuhan laut. Terumbu karang seluas 500 kilometer persegi itu bisa terlihat bila air surut 1-3 meter. Ada berbagai jenis spesies karang di sana. Tercatat tidak kurang dari 261 jenis dan 17 famili karang yang sudah diidentifikasi. Seperti Pocillopora eydouxi, Montipora danac, Acropora palifera, Porites cylindrica, Pavona clavus, dan Fungia concinna. Tanaman itu hidup dan berkembang di sana. Sebagian karang itu belum terjamah manusia.
Di kedalaman tertentu, terdapat sederetan bunga karang. “Banyak penyelam menyebut bunga karang di Takabonerate jauh lebih indah. Para pengunjung belum pernah melihatnya di tempat lain,” kata Riki Lasu. Sebab, banyak binatang laut berkeliaran di bunga karang. Ada 295 jenis ikan yang hidup di karang atol.
Sebagian ikan tadi tak asing dan kerap menghiasi akuarium. Sebut saja, ikan bendera (Heniochusyaxius) dan mas laut (Myripristis melanoslictus). Sesekali tampak pula kuda laut (Hipposampus kuda), penyu sisik (Eretmochelys imbri cata) , dan penyu lekang (Dermochelys co riacea) . Tapi belum termasuk biota-biota laut dari keluarga moluska.
Sedangkan di bagian luar atol sendiri, airnya yang berwarna kebiru-biruan merupakan perairan yang cukup dalam, ditaksir lebih dar 1.500 meter permukaan.
Tak cuma karang yang bisa dilihat sebagai keindahan di Takabonerate.Juga pulau-pulau yang mengitari karang atol dan kepulauan di sana. Kepuauan yang mencakup 14 pulau kecil dan kepulau Passi Tallu dengan tujuh pulaunya.
Dan 21 nusa itu, hanya 11 yang dihuni manusia. Penghuninya berbahasa Bajo.
Sisanya masih terkesan angker. Penghuninya, antara lain, binatang melata seperti ular, burung-burung, dan pepohonan. Sebagian besar belum mendapat penerangan listrik. Daerah ini tampak membentuk atol dengan gugusan pasir putihnya. “Akan lebih indah jika langsung ke sana,” kata Farid Said, Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia CabangMakassar. Toh, banyak wisatawan yang memanfaatkannya untuk menyelam dan snorkeling.
Sesampai di sana, wisatawan tak bisa bersenang-senang di sembarang waktu. Wisatawan harus menunggu cuaca yang bersahabat. Baik untuk menyelam atau sekadar ber-snorkeling-ria. Karena perairan di daerah ini dipengaruhi oleh musim barat pada Januari-Maret. Musim timur pada Juli-September yang turut diikuti musim pancaroba di bulan April-Juni dan Oktober—Desember.
April hingga Juni dan Oktober sampai Desember tergolong hari baik untuk urusan menyelam. Tak mengherankan, Festival Takabonerate digelar pada bulan Oktober. “Kami pilih festival di bulan Oktober karena bulan inilah yang terbaik untuk berwisata bahari,” kata Farid, yang juga meneliti soal potensi kepariwisataan di Selayar. Selain itu, perlengkapan speed boat, terutama bagi mereka yang ingin menyelam, tentu sangat diperlukan dalam “pengembaraan” menyaksikan gugusan pulau itu.
Keindahan Takabonerate sudah diakui tuna wisatawan asing. Salah satunya Christopher, warga Amerika Serikat. Ia sudah lama tertarik melihat Takabonerate. Karena itu, ia membeli sebuah kapal. Kapal itu tiap tahun dipakai untuk mengangkut wisatawan asing yang ingin menyaksikan kepulauan karang. “Saya selalu membawa wisatawan dari Bali dan Lombok yang ingin menyelam di sana,” katanya kepada GATRA.
Bagaimana cara mencapai Takabonerate? Gampang. Yang tengah singgah di Makassar bisa menggunakan jalan darat, laut, dan udara ke Pulau Selayar, Sulawesi Selatan. Untuk jalan darat, bisa digunakan bus jurusan Makassar-Bulukumba sejauh 153 kilometer, ditempuh lebih kurang lima jam. Setelah itu ke Pulau Selayar dengan feri sekitar satu setengah jam.
Jalan udara bisa ditempuh dengan pesawat Cassa-200 yang melayani trayek Makassar-Pulau Selayar. Dari Selayar bisa menggunakan kapal motor selama tiga jam. Sedangkan dari Bali atau Lombok bisa menggunakan kapal pesiar.
Sumber : Majalah Gatra
Foto : Majalah Gatrra
Anthony (Makassar)