RAJEGWESI , "AKUARIUM " PENYU TERBUKA



Tahun 1980-an, hampir sepanjang pantai selatan Jawa menjadi habitat penyu-penyu langka seperti penyu belimbing, sisik, dan hijau. Kini setelah wilayah selatan kian ramai dengan aktivitas nelayan, habitat penyu kian terdesak. Pantai Rajegwesi menjadi sedikit dari habitat penyu langka yang tersisa. Saat liburan sekolah tempat ini layak dituju.

Pantai Rajegwesi terbentang di selatan Banyuwangi, Jawa Timur. Letaknya di perbatasan hutan dan masuk dalam Taman Nasional Meru Betiri. Butuh waktu 2-3 jam untuk mencapai kawasan tersebut dari kota Banyuwangi. Jalurnya menembus perkebunan karet dan kakao dengan kondisi jalan berbatu.

Namun pantai ini menjadi salah satu tempat habitat penyu langka, di antaranya penyu hijau (Chelonia mydas), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu slengkrah (Lepidochelys olivacea), dan penyu belimbing (Dermochelys coriacea). Pada waktu-waktu tertentu tukik atau anak penyu yang sebelumnya telah ditangkarkan, dilepas di pantai ini untuk tumbuh dan berkembang.

Sebelumnya, penyu-penyu itu ditangkarkan di pusat penangkaran penyu pantai Sukamade. Dibandingkan dengan Rajegwesi, Sukamade jauh lebih terpencil. Akses menuju pantai tersebut hanya bisa ditempuh dengan mobil bergardan ganda atau trail. Namun justru di tempat terpencil itu, penyu-penyu bisa bertelur dengan lebih aman, minim gangguan manusia dan habitatnya pun terjaga.

Kepala Balai Taman Nasional Meru Betiri Bambang Darmodjo mengatakan, pada waktu malam di saat-saat tertentu, penyu mendarat di pantai untuk bertelur. ”Terkadang dua atau tiga ekor, tetapi bisa jadi 4-6 ekor penyu yang mendarat untuk bertelur. Tapi bisa jadi mereka mendarat namun tak jadi bertelur karena terusik keramaian,” katanya.

Penyu hijau misalnya, bisa menetaskan 100 butir telur di pantai. Telur-telur itu dikubur oleh induknya di pasir pantai untuk mengerami dan melindunginya dari babi hutan atau binatang lain pemangsa telur.

Kondisi pantai yang masih bersih dan sepi mendukung perkembangbiakan penyu-penyu yang kini sudah langka tersebut. Warga setempat seperti nelayan pun memberi ruang pada fauna langka. Mereka hanya menambatkan perahu di sisi barat pantai, adapun di sisi timur dibiarkan kosong dan menjadi habitat hewan-hewan seperti penyu, dan hewan laut lainnya.

Pantai Rajegwesi dan Sukamade selama ini menjadi lokasi wisata konservasi. Pada musim-musim tertentu, wisatawan dari dalam negeri dan mancanegara datang khusus untuk melihat penyu bertelur atau melepas tukik di pantai,” kata Bambang.

Seperti April lalu, Banyuwangi Turtle Sea Foundation mengajak anak-anak SD untuk melepas penyu di pantai Rajegwesi. Tukik-tukik itu berasal dari pantai Sukamade yang kemudian ditangkarkan di tempat penangkaran penyu di Ketapang, Banyuwangi.

Davina (12), salah satu anak yang ikut melepas tukik terlihat senang bukan main saat penyu kecilnya lepas dari tangan dan berlari menyambut ombak. Davina baru sekali ini melihat tukik di alam bebas. Biasanya ia hanya melihatnya di akuarium.

Kegembiraan serupa tergambar di wajah anak-anak SDN Sarongan yang ikut melepas tukik. Menurut Westin Dwi, siswa kelas VI SD Sarongan, menyaksikan penyu bertelur sudah menjadi sesuatu yang langka. Karena itu ketika ada kegiatan yang berkaitan dengan penyu mereka bersemangat untuk ikut serta.

”Telur-telur penyu dibantu untuk ditetaskan kemudian saat menjelang dewasa harus dilepas agar mereka bisa hidup di alam bebas. Suatu saat kami berharap bisa melihat penyu itu kembali dan bertelur,” kata Westin yang hidup di lingkungan nelayan.

Pendiri Banyuwangi Sea Turtle Foundation Wiyanto Hadi Tanojo mengatakan, dirinya memang mengajak anak-anak untuk melepas tukik bersama agar mereka mengenal dan lebih menyayangi hewan-hewan langka itu. Kelak, saat mereka dewasa, rasa sayang terhadap lingkungan itu diharapkan mengakar di jiwa mereka.
Penyu-penyu di Meru Betiri sendiri kini terancam punah. Tak semua telur bisa menetas, atau berkembang menjadi penyu dewasa yang bisa bertelur lagi.

Telur yang baru saja dihasilkan induk kadang habis disantap hewan lain seperti babi hutan. Tidak jarang telur penyu dicuri dan diperdagangkan. Ketika telur sudah berubah menjadi tukik, tidak serta-merta mereka bisa bertahan di alam terbuka. Mereka juga kerap menjadi mangsa elang laut atau hewan lainnya.

Berdasarkan data dari Taman Nasional Meru Betiri, sepanjang tahun 2011 saja tercatat sebanyak 979 penyu yang mendarat dan bertelur di pantai Sukamade. Jumlah telur yang ditanam sebanyak 111.718 butir, namun hanya 81.023 ekor yang menetas jadi tukik. ”Dari 1.000 tukik yang dilepas mungkin hanya seekor yang bisa bertahan hingga dewasa dan kemudian bertelur lagi,” kata Bambang.

Rajegwesi menjadi bagian dari habitat penyu di Meru Betiri. Jika pantai seperti Rajegwesi tetap terjaga ekosistemnya, penyu pun tetap punya ruang hidup yang leluasa

Oleh : Siwi Yunita Cahyaningrum
Kompas 12 Juni 2012

Read more »

KEHANGATAN TEH GUNUNG MAS

Cairan coklat keemasan tembus pandang mengucur dari teko porselen putih memenuhi cangkir-cangkir kecil. Asap mengepul menebar wangi aroma teh hitam yang menentramkan. Nun di sana hamparan kebun teh membentang berbatasan dengan kaki langit. Duhai segarnya. Pikiran, tubuh, dan jiwa serasa dibawa kedamaian surga.

Teh hitam yang disajikan panas itu merupakan menu utama di kafe sederhana di tengah Perkebunan Teh Gunung Mas di Jalan Raya Puncak Kilometer 87, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kafe ini hanya dikelilingi dinding kayu setinggi satu meter, selebihnya dibiarkan terbuka.

Bersandar di kursi ditemani secakir teh, merasakan semilir angin menerobos tanpa halangan menyentuh tubuh. Jangang lupa pesan kudapan pendamping. Di sini ada pisang goreng, dan tahu goreng yang pas untuk menentramkan lambung seusai berkendara 2-3 jam dari Jakarta menuju Gunung Mas.

Teh hitam asli hasil pemrosesan pucuk-pucuk daun teh di perkebunan ini merupakan ciri khas Gunung Mas. Dikemas dan diberi nama Black Tea Walini. Teh ini merupakan produk unggulan disamping teh hijau, teh organik, teh dengan aroma lemon ataupun jahe, dan produk dengan label merek Teh Gunung Mas, Teh Goalpara, dan Teh Sedap. Inilah teh asli Indonesia dengan cita rasa dan aroma kuat.

Masih merasa asing dengan teh produksi kebun Gunung Mas? Mungkin sebagian masyarakat mengenalnya ketika menyesap Teh Lipton atau Sara Lee. Dua produk teh asing itu sudah sejak lama menggunakan bahan baku dari Gunung Mas.

Mungkin pula belum banyak orang tahu soal teh hitam. Di China, Taiwan, Korea, dan Jepang, masyarakatny biasa menyebut teh hitam sebagai teh merah atau kocha/hongcha dalam bahasa setempat. Penyebutan ini sesuai dengan warna merah yang terjadi ketika teh hitam diseduh dengan air panas.

Teh hitam dibuat dari pucuk daun teh segar yang dibiarkan menjadi layu sebelum digulung, kemudian dipanaskan, dan dikeringkan. Teh hitam disebut juga teh fermentasi.

Dari berbagai sumber disebutkan, teh hitam jika dikonsumsi rutin efektif menurunkan kadar kolesterol hingga 69 persen. Ia pun bermanfaat untuk mengurangi penyakit jantung koroner, kanker, diabetes, dan stroke.

Puaskan diri
Mumpung sedang berada di Gunung Mas, tidak ada salahnya memuaskan diri menikmati teh hitan, Setidaknya ada dua kafe yang menyediakan teh hitam siap minum sepanjang pagi sampai menjelang malam. Makanan ringan dan berat pun tersedia.

Agar lebih lama meniikmati teh hitam, bermalamlah. Menurut petugas umum Agrowisata Gunung Mas, di antara hamparan kebun teh, disediakan kamar-kamar seharga Rp.400.000 - Rp.500.000 per malam. Ada juga tipe bungalo untuk 4-28 orang seharga Rp.605.000 - Rp.1,5 juta permalam. Kalau memilih lebih dekat dengan alam, Gunung Mas memilik lahan khusus kemping.

Rombongan besar lebih dari 50 orang pun dilayani. Mulai dari aula, sistem suara, sampai panggung sudah ada. Biar tidak kecewa, ada baiknya memesan kamar, bungalo, atau aula jauh hari sebelum mengunjungi Gunung Mas.

Baju santai, sepatu olahraga, pakaian berenang, dan sepeda jangan sampai tak dibawa. Gunakan waktu luang untuk bermain bola, tenis, atau voli di lapangan yang ada dan manfaatkan kolam renang Tirta Mas.

Di pagi hari, daripada berselimut mengusir dingin, coba saja paket tea walk. Ada juga jalur sepeda di jalan setapak di antara hamparan teh, Tersedia beberapa pilihan, lintasan pendek di sekitar komplek Gunung Mas, atau rute panjang yang menembus sampai ke dekat Taman Safari.

Seusai sarapan, waktu yang tepat untuk menjelajah. Rasakan pengalaman berbeda dengan mengunjungi pabrik teh. Bisa dilihat proses pemilahan daun teh hingga memasak menjadi teh siap seduh. Begitu keluar pabrik, masih tercium aroma teh di baju. Duh harumnya.

Kenangan
Dalam situs resmi PT Perkebunan Nasional VIII yang mengelola Perkebunan Teh Gunung Mas disebutkan, perusahaan perkebunan milik negara di Jawa Barat dan Banten berasal dari perusahaan perkebunan milik Pemerintah Belanda. Pasca kemerdekaan, perkebunan diserahkan secara otomatis kepada Pemerintah Indonesia.

Antara tahun  1957 dan 1990-an  dilakukan beberapa kali reorganisasi dan restrukturisasi pengelola perkebunan. Di Jawa Barat, sedikitnya terdapat 68 kebun aneka tanama, termasuk teh, yang harus dikelola pemerintah.

Sumber : Neli Triana /  Antony Lee
Kompas, 11 Juni 2011

Read more »

INFORMASI PENDAKIAN GUNUNG KERINCI



Rute 1
Terminal Rawamangun – Terminal Bangko,Jambi (Bus Sumatera, Rp. 300.000, 30 jam – data tahun 2006)
Terminal Bangko – Sungai Penuh (Bus ¾ atau Colt, Rp. 35.000, 5 jam – data tahun 2006)
Sungai Penuh – Kersik Tuo Kayu Aro, turun di Simpang Macan (Angkot Rp. 20.000, 2 jam).
Lama perjalanan dari Jakarta hingga titik start pendakian (Pos Balai TNKS Pondok Kerja-R10) dengan menggunakan jalur darat yaitu sekitar 2 hari 2 malam.


Rute 2
Terminal Rawamangun/Bandara Soekarno Hatta - Padang
Padang – Kayu Aro Kersik Tuo, turun di Simpang Macan

Start Pendakian

Simpang Macan – R 10 (Register 10) Pos Jagawana (1.611 mdpl)
Simpang, Desa Kayu Aro Kersik Tuo adalah titik awal Pendakian menuju Puncak gunung Kerinci. Biasanya Bus atau kendaraan umum mengantar para petualang hanya sampai di simpang macan ini, Jika cuaca cerah gunung Kerinci sangat jelas terlihat dan tampak berdiri angkuh. Perjalanan dilanjutkan menuju Pondok R 10 (Register 10) dengan pemandangan disepanjang jalan dihiasi Kebun Teh milik PTPN VIII dan kondisi jalan yang masih relatif landai. Jalan masuknya melalui gerbang TNKS. Di samping gerbang itu ada sebuah patung harimau, yang dibangun pada tahun 1996.

Untuk memasuki TNKS, pengunjung harus membayar biaya retribusi. Tidak tercantum jelas berapa harganya. Terkadang tidak perlu membayar jika pos pemeriksaan kosong. Menurut beberapa penduduk, pos itu baru beroperasi pada hari-hari libur umum saja seperti tahun baru dan 17 Agustus-an. Jika pos pemeriksaan kosong, pendaki disarankan meninggalkan secarik kertas yang berisi nama-nama anggota pendakian, alamat dan waktu pendakian, lalu ditempel di depan loket pendaftaran. Saat turun kertas tersebut diambil kembali. Butuh ± 1 jam perjalanan dari Simpang Macan untuk sampai R 10.

R 10 (1.611 mdpl) – Pintu Rimba (1.800 mdpl)

Perjalanan dari R 10 menuju Pintu Rimba melewati ladang penduduk dengan kombinasi tanaman hortikukltura, kebun teh telah berada di bawah dan tak akan kita temui lagi.

Setelah berjalan sejauh ± 3 kilometer, akan segera ditemui sebuah pos. Dari sinilah titik start pendakian sesungguhnya dimulai.
Ikuti saja jalan satu jalur yang ada tanpa harus memikirkan belok kiri atau kanan. Prinsip, mendaki gunung Kerinci hanyalah lurus mengikuti jalan setapak. Jalurnya sudah terbuka lebar, selain itu di sepanjang jalan juga dipenuhi tanda-tanda dan penunjuk arah. Air agak sulit ditemukan selama pendakian. Hanya ada dua tempat mengambil air, yakni beberapa menit setelah melewati pos pertama dan di shelter II. Untuk menjaga segala kemungkinan, lebih baik membawa persediaan air secukupnya dari bawah. Perjalanan masih relatif landai dan waktu tempuh ± 1 jam untuk sampai di Pintu Rimba.

Pintu Rimba (1.800 mdpl) – Pos Bangku Panjang (1.909 mdpl)

Pintu Rimba merupakan gerbang awal pendakian, berada dalam batas antara ladang dan hutan heterogen, disini ada shelter dan juga lokasi air kurang lebih 200 meter sebelah kiri jika kita menghadap gunung Kerinci. Jarak tempuh ± 2 km atau 30 menit perjalanan, dengan lintasan yang relatif landai.

Pos Bangku Panjang (1.909 mdpl) - Pos Batu Lumut (2.000 mdpl)

Menuju Batu Lumut, medan pendakian masih landai dan jarak tempuhnya sekitar 2 km dengan waktu tempuh 30 menit.

Pos Batu Lumut (2.000 mdpl) - Shelter I (2.225 mdpl)

Pos Batu Lumut merupakan tempat istirahat namun tidak ada shelternya tetapi disini ada lokasi airnya (air endapan). Memang lokasinya di sungai, tetapi sungai ini kontemporer yang hanya berair di musim hujan. Jarak tempuh menuju Shelter 1 sejauh 2 km dengan waktu tempuh ± 1 jam. Kondisi jalan setapaknya relatif terjal dengan kemiringan sekitar 60º.


Shelter I (2.225 mdpl) – Shelter II (3.073 mdpl)

Perjalanan menuju Shelter II terasa lebih ekstrem dengan menempuh medan “tanjakan tenyom” dan pepohonan yang tidak lagi rapat, di sepanjang perjalanan tidak terdapat sumber air. Waktu tempuh dari Shelter I – Shelter II ± 2,5 Jam. Shelter II ini disarankan sebagai tempat Camp atau bermalam selain karena terdapat sumber air, walaupun cukup curam untuk mencapainya tetapi sumber air tidak pernah habis, ditambah kondisi Shelter yang terlindungi. Shelter II memang tempat paling ideal untuk bermalam, hanya saja kapasitasnya yang tidak dapat menampung banyak tenda cuma sekitar 5 tenda yang mampu tertampung. Pada Shelter ini kita sudah dapat melihat Danau Gunung Tujuh.


Shelter II (3.073 mdpl) – Puncak Kerinci (3.805 mdpl)

Jalur yang dihadapi yaitu jalur batu cadas yang menghampar luas dan memakan waktu ± 4 jam untuk mencapai Puncak Kerinci. Selepas Shelter II, ± 1.5 jam kemudian akan menjumpai Shelter III (3.351 mdpl), sangat tidak disarankan untuk nge-Camp / bermalam di Shelter ini karena letaknya yang sangat terbuka dari terpaan angin.
Kendala utama untuk menggapai puncak yaitu selain cadas-cadas terjal, adalah tiupan angin dan hujan gerimis yang tak terduga. Sungguh akan sulit sekali. Suhu paling dingin mencapai 4 derajat cel¬cius. Menurut brosur terbitan Kantor Pusat Pengelolaan Taman Nasional Kerinci Seblat, puncak Gunung Kerinci pernah diselimuti salju. Penduduk sekitar mengaku tak pernah melihatnya, tetapi pernah diguyur hujan es. Itupun sudah sangat lama sekali. Yang pasti ± 1 jam menjelang puncak, akan ditemukan tugu Yudha. Dinamakan demikian karena di tempat inilah tempat hilangnya seorang pendaki asal Jakarta. Sebagai tanda, dibuatlah prasasti yang diapit cadas.

Selain tugu Yudha, juga ada sebuah prasasti lain yaitu tugu untuk mengenang kematian Adi Permana Adji, pendaki asal Camp Stick Jakarta yang hilang bulan Desember 1983. Di lokasi kedua tugu ini juga upacara 17 Agustus biasa dilakukan. Tempat upacara paling tinggi di Pulau Sumatera. Biasanya di tempat ini kabut tebaI telah bercampur asap belerang. Umumnya pendaki akan mengalami gangguan pernapasan, batuk, dan mata berkunang-kunang. Tetapi tidak lama, setelah beradaptasi sebentar, akan normal kembali. Akan lebih baik jika tidak usah beristirahat lagi langsung melanjutkan pergerakan menuju puncak.

Puncak Kerinci dapat dikenali dengan pasti setelah melihat bendera merah putih (jika masih ada) terpancang pada sebuah tiang besi setinggi empat meter. Melihat ke bawah, kawah masih tertutup kabut. Bisa dikatakan kabut menutupi kawah selamanya. Kabut abadi. Diyakini, tak seorang pun pernah melihat dasar kawahnya.

Jadi total waktu yang dibutuhkan untuk menuju Puncak Kerinci dari Shelter II yaitu : Shelter II – Shelter III : 1.5 jam, Shelter III – Tugu Yudha : 1.5 jam, Tugu Yudha – Puncak Kerinci : 1 jam. Total : 4 jam.


Turun Gunung

Turun gunung, seperti biasa, pasti lebih mudah dibanding mendaki. Hal ini juga berlaku untuk pendakian Gunung Kerinci. Turun dari puncak hingga ke gerbang memakan waktu sekitar lima jam. Kalau berjalan lebih cepat lagi, bisa empat jam. Harus ekstra hati-hati memang. Menuruni gugusan cadas tetap menjadi adegan paling mencekam.
Tetap SEMANGAT.

Catatan :
Disarankan untuk tidak nge-Camp atau bermalam pada Shelter I (2.225 mdpl) karena Shelter ini masih merupakan daerah bermain ”sang nenek” (Macan Sumatera).

Read more »

INFORMASI PENDAKIAN GUNUNG SEMERU



1. Jakarta - Stasiun Kota Baru Malang (satu malam, 18-20 jam)
Naik Kereta Api, ada dua pilihan : 
- Gajayana. Kelas bisnis, berangkat dari Stasiun Gambir pukul 17:15 WIB. Harga tiket sekitar Rp. 300.000 - 400.000.
- Matarmaja. Kelas Ekonomi. Berangkat dari Stasiun Pasar Senen pukul 14.00 WIB. Harga tiket Rp. 51.000). Karena sekarang pemesanan tiket kereta semakin susah, saya harapkan Anda memesan tiket pada jauh-jauh hari(H - 30 lebih baik). Ingat pemesanan tiket harus sesuai dengan KTP Anda. 

2. Dari Stasiun Kota Baru Malang - Tumpang (1,5 - 2 jam)
Bisa langsung carter angkot ke Pasar Tumpang jika punya dana lebih atau banyak rombongan. Alternatif berikutnya dari Stasiun Kota Baru Malang naik angkot ke Terminal Arjosari (Rp. 5000), dari Terminal Arjosari dilanjut dengan naik angkot warna putih dengan tulisan TA (Rp. 6.000) menuju Pasar Tumpang.

3. Dari Tumpang - Ranupane (2 - 3 jam)
Naik Jeep, Truk, Mobil Sayur atau ojek sepeda motor (tidak disarankan). Kalau menurut saya lebih asyik menggunakan Jeep. Harga sewa Jeep Rp. 450.000 untuk satu kali jalan (Tumpang-Ranupane/ Ranupane -Tumpang). Satu kali jalan Jeep maksimal bisa menampung 15 orang, jadi per orang kena biaya Rp. 30.000. Di depan Alfamart Tumpang sudah ada mas-mas yang stand by untuk mengurus Jeep.

Read more »

INFO PENDAKIAN GUNUNG RINJANI



Pilihan Perjanan I:

Jakarta-Stasiun Gambir (Busway): Rp. 3.500
Stasiun Gambir-Surabaya, Gubeng (Kereta Api): Rp. 300.000
Surabaya (Gubeng)-Banyuwangi (Kereta Api): Rp. 80.000
Ketapang-Gilimanuk: Rp. 10.000
Gilimanuk-Ubung: Rp. 50.000
Ubung-Padang Bay: Rp. 50.000
Padang Bay-Lembar: Rp. 35.000
Lembar-Terminal Cakra (angkot): Rp. 50.000
Terminal Cakra-Sembalun (Elf): Rp. 40.000 (transportasi umum hanya sampai jam 12 siang)
Penginapan: Rp. 200.000
Tiket masuk taman nasional: Rp. 10.000
Porter  50 KG: Rp. 480.000/3 malam
Sembalun-Terminal Cakra (angkot): Rp. 40.000
Terminal Cakra-Lembar (angkot): Rp. 50.000
Lembar-Padang Bay: Rp. 35.000
Bali-Jakarta:
TOTAL: Rp. 1.428.500+tiket ke Jakarta (pesawat +/- 650.000) atau transport darat (+/- 400.000)

 Pilihan perjalanan  II

Jakarta-Soekarno Hatta: Rp. 25.000 (DAMRI)
Soekarno Hatta-Mataram: Rp. 650.000
Tax Airport: Rp. 50.000
Mataram-Sembalun: Rp. 75.000 (transportasi umum hanya sampai jam 12 siang)
Penginapan: Rp. 200.000
Tiket masuk taman nasional: Rp. 10.000
Porter  50 KG: Rp. 480.000/3 malam
Sembalun-Terminal Cakra (angkot): Rp. 40.000
Terminal Cakra-Lembar: Rp. 50.000
Lembar-Padang Bay: Rp. 35.000
Bali-Jakarta
TOTAL: Rp. 1.428.500+tiket ke Jakarta (pesawat +/- 650.000) atau transport darat (+/- 400.000)

Pilihan perjalanan III

Jakarta-Stasiun Gambir (Busway): Rp. 3.500
Stasiun Gambir-Malang (Kereta Api): Rp. 270.000
Malang-Lembar (bis): Rp. 250.000
Lembar-Terminal Cakra (angkot): Rp. 50.000
Terminal Cakra-Sembalun (Elf): Rp. 40.000 (transportasi umum hanya sampai jam 12 siang)
Penginapan: Rp. 200.000
Tiket masuk taman nasional: Rp. 10.000
Porter  50 KG: Rp. 480.000/3 malam
Sembalun-Terminal Cakra (elf): Rp. 40.000
Terminal Cakra-Lembar: Rp. 50.000
Lembar-Padang Bay: Rp. 35.000
Bali Jakarta:
TOTAL: Rp. 1.428.500+tiket ke Jakarta (pesawat +/- 650.000) atau transport darat (+/- 400.000)

CATATAN:
1.    BIAYA PERJALANAN DIHITUNG BERDASARKAN PERJALANAN INDIVIDUAL. JIKA DILAKUKAN BERKELOMPOK BISA LEBIH MURAH 20%-30% DARI PERHITUNGAN DIATAS
2.    TOTAL BIAYA PERJALANAN DIHITUNG MENURUT INFO YANG ADA DI INTERNET
3.    GUIDE RP. 100.000 PER HARI DAN PORTER SAJA 80.000 PER HARI. RP. 120.000 PER HARI DALAM RENCANA PERJALANAN DI ATAS DIHITUNG MAKSIMAL DENGAN TIP DAN LAIN-LAIN
4.    INFO SELANJUTNYA MENGENAI PAKET GUIDE DAN LAIN-LAIN BISA DILIHAT DI BAWAH CONTACT PERSON 


CONTACT PERSON:

Aris: +628111875236

Bohari:
+623706659535
Mobile: +628123761387
Fax: +62370631638

Balai Taman Nasional Gunung Rinjani
Jl. Arya Banjar Getas (Lingkar Selatan)
Kota Mataram
Telp. (0370) 627764
CP. Yudi (08197220055)

Rinjani Treeking Management Board (RIMB)
Hotel Lombok Raya

Jl. Panca Usaha No 11 Mataram
Telp/Fax. 0370-64112, 63230



HARI 1: Airport - Sembalun Lawang
Di jemput dari Airport menuju desa Sembalun Lawang, mengendarai kurang lebih 3 jam.
Menginap di guest house view latar belakang Gunung Rinjani
. 

HARI 2: Sembalun Lawang.
Bangun pagi, jam 6 atau jam 7 pagi perjalanan kita mulai, kira kira 2 jam kita sampai di post I dan beristirahat beberapa menit kemudian melanjutkan perjalanan menuju post III. tiba sekitar 13.00, Tiba di post III istirahat persiapan untuk makan siang .
 Pkl 14.00 pm: setelah makan siang kita menghadapi tanjakan yang cukup tinggi, sekitar 3 jam pendakian kita sudah sampai di plawangan Sembalun dengan ketinggian 2639 meters. pukul 16:00 atau 17:00 sore telah tiba di plawangan sembalun di pertengahan badan Gunung Rinjani dengan ketinggian 2600 meter, Pemasang tenda dan persiapan makan malami, dan selanjutnya bermalam Plawangan 

HARI 3: Plawangan Sembalun letaknya di pertengahan badan Gunung Rinjani dengan ketinggian 2639 meter – puncak ( 3.726 meter) – Danau.
Bilamana ada yang ingin ke puncak 3726 meter, di harapkan bangun jam 03.00 pagi
.Perjalanan ke puncak Gunung Rinjani memakan waktu kurang lebih 3 atau 5 jam, Medan perjalanan menuju puncak berat dan cukup berbahaya, padang pasir, kawah, dan jurang yang seolah tanpa dasar, akan memaksa berpacunya adrenalin selama 3-5 jam perjalanan, maka kami menganjurkan memakai kacamata anti debu dan baju hangat yang tebal bilamana bagi pemula ke puncak harus berjalan secara perlahan, setelah kita sampai di puncak Gunung Rinjani 3.726m. diperkirakan jam 06.00 pagi, anda akan dapat melihat pemandangan sangat menakjubkan, karena anda dapat melihat seluruh bagian pulau Lombok . bahkan anda bisa melihat Gunung Tambora, Agung, dan juga beberapa pulau kecil yang di sebut Gili di sekitar pulau Lombok, setelah 30 menit di puncak, photo bersama atau kegiatan sembahyang serta aktivitas lainnya, kita akan kembali ke tenda (Plawangan Sembalun), kira-kira pukul 09.00 pagi selesai sarapan pagi, kita melanjutkan perjalanan menuju danau Segara Anak - perjalanan ke danau kurang lebih 3-4 jam (menurun). Para pendaki harus lincah menuruni lereng cadas dengan kemiringan berkisar 40-80 derajat. Yang patut diperhatikan ialah resiko reruntuhan batuan yang membahayakan jiwa pendaki. Tiba di Danau sekitar jam 12:00 atau jam 03 sore beristirahat dipinggir Danau Segara Anak, terlihat Gunung Baru yang cantik masih aktif, sambil makan siang  di sekitar danau, beberapa menit kemudian kita menuju pemandian Air panas. Mandi di kolam air panas dipercaya dapat menyembuhkan segala macam penyakit, terutama penyakit kulit, rematik dan lain sebagainya, hidangan makan siang sudah siap di sekitar danau, sambil menikmati aktivitas memancing. 16.00 sore, Anda dapat menikmati keindahan matahari tengelam dan pemandangan sekitarnya, aktifitas malam hari, buat api unggun, menikmati Bintang, bernyanyi serta kegiatan lainnya, makan malam telah tersedia dan bermalam di tenda danau Segara Anak

HARI 4: Danau - Senaru - Senggigi
Setelah makan pagi, kita melanjutkan perjalanan ke Pelawangan Senaru. 12.00 siang: makan siang, Tiba di desa Senaru, dan beristirahat, tiba di Desa Senaru. Dan selanjutnya perjalanan ke Senggigi Tiba di Senggigi atau pelabuhan Bangsal untuk menuju ke tiga Gili atau menuju Airport langsung bila memungkinkan sore hari atau malam hari ~END~

Apa yang harus dibawa:
· Kamera
· Sunscreen [sunblock]
· Topi dan kacamata
· Kertas toilet [tisu basah~kering]
· Obat Pribadi
· Sedikitl jumlah uang
· Senter
· Item kebersihan pribadi (misalnya tampon, dll)
· Sweater · Handuk (untuk 2 hari)
· Baju Kaos
· Beanie atau toque (malam, pagi dan puncak)
· Tiger balm atau semprot otot (untuk otot nyeri)
· Pakaian renang (jika Anda berniat untuk berenang di danau)
· Kaos celana panjang dan celana pendek
· Sarung tangan

Read more »

Popular Posts

counter