DARI OMBAK HINGGA WANGSIT



Ingin melihat tarian ombak yang bergelora? Datanglah ke pantiai Plengkung di Banyuwangi, Jawa Timur. Rata-rata tinggi ombaknya 3 hingga 6 meter. Namun, pada Agustus dan September, tinggi ombak Samudara Indonesia ini bisa 10 meter lebih. Inilah yang membuat pantai Plengkung menjadi incaran para peelancar. Mereka tertantang ingin menaklukkan gulungan ombak yang dahyat itu.
Meskipun tidak ada akreditasi resmi, para wisatawan banyak menyebut Plengkung termasuk dalam jajaran pantai eksoktik di dunia, sejajar dengan Hawai. Nilai tambahnya : bebas ikan hiu dan tampak kemilau bila matahari terbit.
Pesisir Pantai Plengkung membujur sepanjang gotri dengan gundukan batu karang disejumlah tempat. Disebut gotri, karena butiran pasirnya besar – berdiameter 2,5 mm dan berwarna kuning. Plengkung berada di sisi salatan Jawa (ujung timur), atau 90 kilometer selatan Banyuwangi. Ia berada di teluk Grajagan. Teluk ini bisa disebut G-Land, karena berbentuk huruf G. Plengkung terletak di bagian timur Teluk Grajagan.
Kemolekan Plengkung tak sekadar keindahan ombaknya. Selain selancar; wisatawan juga bisa menikmati sejumlah binatang langka yang kadang-kadang berseliweran di sama. Lulung budeng (Trachyphithecus auratus auratus), burung merak, ayam hutan, banteng, hingga harimau. Bahkan saban Oktober-Desember, sejumlah burung asal; Australia bemigrasi ke pantai ini.
Maklum, tepat di utara Plengkung terdapat taman nasional hutan Alas Purwo. Taman nasional yang lebat ini membentang seluas 43.420 hektare. Banyak wisatawn melakukan tracking menyusuri hutan itu, atau berkemah menikmati suasana alam.

Hutan ini menyimpan cerita-cerita mistis yang bsa mengundang wisatawan untuk melongoknya. Alas Pruwo dipercaya sebagai pusat pelarian hulubalang Kerajaan Majapahit kala di serang Kerajaan Mataram Islam. Kabarnya, keris Sumelang Gandring dari Kerajaan Majapahit juga hilang di belantara ini. Tak mengherankan ada tiga gua di hutan ini yang laris diincar para pencari wangsit. Antara lain , Gua Padepokan, Gua Istana dan Pura Agung.
Bila dibilang, Pantai Plengkung sebagai tempat selancar lebih populer di luar negeri ketimbang di Tanah Air. Pada 2002, turis asing yang mengunjungi tempat ini tercatat 1.223 orang, seadangkan wisatawan domestik mencapai 18.870 orang. Pelancong lokal tidak menikmati selancar atau berjemur. Mereka tidak pula menginap, namun sekadar cari suasana pantai.

Turis Asing umumnya puas bisa datang di Plengkung. Mark Sharman, warga New South Wales, Australia, termasuk yang sangat menikmati liburannya. Pria berusia 38 tahun ini menghabiskan waktu tiga hari di Plengkung, Oktober lalu. “Sangat menakjubkan, Ini benar-benar menyatu dengan alam,”katanya kepada Gatra.

Semula Sherman bersama seorang temannya , Jonathan Andrew, cuma melancong ke Bali. Namun ia mendengar ada tempat berselancar kelas dunia yang bagus dekat Bali. Setelah diberitahu tempatnya. Ia pun langsung cabut ke Plengkung.
Ia mengikuti paket yang ditawarkan PT. Plengkung Indah Wisata yang membuka kantor di Puri Bendesa, Nusa Dua Bali. Bersama 18 pelancong lain, semuanya turis asing, pegawai swasta itu diangkut dengan speed boat dari pelabuhan Gilimanuk ke Teluk Grajagan.

Dari tambatan speed boat wisatawan menyusuri pantai sepanjang 1 kilometer menuju kamp-kamp yang sudah disediakan biro wisata. Kamp tersebut berupa bangunan sederhana, terbuat dari kayu dan bertingkat. Disekitar kamp disediakan pula restoran. Semua bahan makanan dipasok oleh biro wisata. Wisatawan tidak punya akses ke pasar atau perkampungan . Sebab jalan dari pantai Plengkung ke perkampungan terdekat di Kecamatan Tegaldlimo berjarak 60 kilometer. Itu pun menyusuri hutan dan jalan tidak beraspal.

Pantai Plengkung merupakan salah satu objek wisata yang kini dikembangkan pemerintah setempat untuk menarik lebih banyak turis. Selain Plengkung, kawah Gunung Ijen dan Pantai Sukandas termasuk yang balak jadi andalan Pemerintah Daerah Banyuwangi.
Kawah Ijen berada di ketinggian 2.800 meter di atas permukaan laut. Tempat yang terletak 32 kilomter dari Banyuwangi ini hanya bisa ditempuh melalui jalan setapak. Sementara itu, pantai Sukade berada di Taman Nasional Meeru Betiri, 100 kilometer barat daya Banyuwangi. Inilah tempat penangkaran lima jenis penyu. Pengunjung bisa menyaksikan penyu-penyu bertelur dan mandi lumpur.

Namun agaknya baru Plengkung yang sudah berhasil menarik minat wisatawan asing. Pemerintah daerah setempat sudah gencar berpromosi. Hasilnya sudah tampak. Plengkung mulai dijadikan tempat lomba selancar.
Lalu bandara perintis rencananya dibangun di Desa Blimbingsari, Kecamatan Regojampi, 320 kilomert selatan kota Banyuwangi. Tujuannya agar wisatawan makin gampang ke sana. Kalau lewat darat perjalanan agak merepotkan . Hanya 60 kilometer jalan beraspal. Sisanya tidak beraspal, dan harus melewati beberapa pos. Namun menariknya, di sepanjang perjalanan terutama di Taman Nasional Alas Purwo, akan bisa ditemui sejumlah binatang. Di Plengkung sudah pula tersedia bungalo yang jaraknya 1 kilomerter dari pantai.
Selama ini kebanyakan tamu lebih memilih jalan laut. Mereka biasanya berangkat dari Gilimanuk, Bali. Dari situ menyewa speed boat dengan tarif Rp.400.000 pertujuan. Mereka terutama wisatawan asing, memilih paket dari biro wisata. Untuk paket wisata tujuh hari lengkap dengan penginapan di kamp dan makan, tarifnya US$ 250-450. Kalu ingin lebih lama lagi, ada tambahan biaya perhari. Silahkan, mau pilih yang mana.
Mujib Rahman
Sumber : Majalah Gatra
Foto : Kompas

Popular Posts

counter